Friday, November 30, 2001

sebuah perpisahan telah lahir hari kemarin
meninggalkan kelebat hampir seluruh masa
dari tawa caci maki bahagia hingga usapan setetes air mata
sampai kau tampik sebagian isinya
dan ku layu di lututku dan bersimpuh dengan pilu
tawa bahagia akan menanti
karena jalan panjang ini ternyata bukan milik kita
teruslah tersenyum...
hidupku didalamnya.

Wednesday, November 28, 2001

kamu itu...
airmata pilu saat bahagiaku
garam untuk makan sahurku
sandal untuk jalan jalan berbatu
tawa untuk tangisku
mata untuk kaki dan tanganku
cerita untuk hati sepiku
kenangan untuk masa depanku
itulah kamu...
kira kira, kalau begitulah aku mengenalmu...
andai kutakperlu bertanya lagi...
"siapakah kamu?"



Monday, November 26, 2001

bingungggggggggggggggg!!!!!!!!!!!!!!!!!
semuanya serba membingungkan...
back to square one.
what had happened to me?
it's always about everything. dan kadang gue suka ngambang, dimana gue berpijak
gue suka mencari...
gue suka menggali...
gue suka menjadi yang pertama...
gue suka jadi pendahulu....
tapi baunya terlalu sangit, rasanya terlalu asam, gue ga sanggup buat memulainya...
udah capek buat memulai dari awal lagi. terlalu kosong buat diisi.
pada akhirnya gue tetep sendiri.
that is the keyword! loneliness!
always great being lonely for a social animal like me!
yeah right! coz im the goddess! i rule everything!
sampe gue perlu menyingkap rok gue supaya bisa membasuh luka yang tertinggal,
mengusap debu yang menempel, setidaknya sampe agak bersih...
berusaha mencintai apa adanya...
coz im always full of love. :))))

tetep, kosong...
gamang...
adakah payung yang bisa buat neduh berdua?
adakah yang mau berbagi payung sama gue?
payung yang "bener bener!" berguna untuk nahan ujan...
oh how wonderful life is.
"will you marry me?"
what a wonderful words to hear
how powerful it is
that could moved a mountain and crossing the deepest ocean
i've heard it six times already, from different persons with different situations
still i'm with the one that only said it onced,
he never mentioned it again, ever.
Senyum dong!
gue suka banget sama senyum itu!
bisa bikin hari gue yang bete jadi ceria,
masalah gue terlupakan setidaknya,
ga ada tuh yang namanya gundah gulana.

Pegang dong!
Ga liat telapak tangan gue udah terlentang membuka?
sedikit disentuh aja tangan ini bakal menggenggam,
dan kalau mau tau betapa eratnya,
ga usah deh banyak tanya, langsung aja!

Peluk dong!
ga liat apa gue udah menggigil kedinginan?
Rasanya segelintir kehangatan ga bakal bikin luka
apalagi kalau meluknya dengan sepenuh raga
Ga perlu pake jiwa sepenuhnya,
gue belom kenal elo seberapa.

Cium dong!
ga liat bibir ini udah menunggu dengan rekahnya?
nunggu kecupan sampe kedalam dalamnya,
ga perlu perasaan yang penting rasanya
kalo bisa lebih dari setengah jam lamanya,
biar ada sedikit kenangannya.

Kesanaan dong!
udah senyum, peluk, cium belom tentu kita sama sama
saat ini gue cuma perlu sedikit penyegaran jiwa,
termasuk pembauran napsu terhadap sesama,
itu juga kan yang lo butuhin?
ngaku deh....
namanya juga manusia.



Rasanya sudah cukup tangan ini menulisnya. Karena kaupun tidak akan menyadarinya. Apa yang kurasakan atau kuinginkan dari dirimu. Apalagi karena aku tidak pernah ingin memberitahumu. Kau hanyalah siluet keemasan dalam hatiku. Sosok yang begitu memukau namun tidak akan pernah berwujud hingga dapat mengisi ruangnya.

Rasanya sudah habis bibir ini kugigiti. Karena rasa gugup dan berdebar membayangkanmu. Bahkan hanya untuk menggambarkanmu dalam benakku. Bila benak sudah tampak jelas, maka hatiku bukanlah milikku lagi. Tapi seluruhnya kepunyaanmu. Dan kenyataannya aku selalu gagal untuk mengusirmu dari benakku. Kau tidak usah kuatir. Karena itu sudah menjadi keseharianku. Dan bila itu hilang, aku akan sepi karenanya. Jadi jangan kau coba untuk mengambilnya dariku. Aku tak perlu dirimu, aku hanya butuh impianku. Setidaknya aku tetap hidup karenanya.

Mungkin kau pikir aku gila. Bahwa hanya dengan satu kenangan konyol semua akan berubah untuk kita berdua. Saat kita berpelukan di hujan, aku tahu kau tidak bermaksud untuk itu. Pelukan itu hanya simpatimu padaku. Sayang aku salah mengartikannya, kalau pelukan itu bukan untukku namun untuk rasa simpatimu. Saat hatiku sedang terbelah kau datang untuk menyambungnya kembali. Dan saat kaulakukan itu tanpa sadar hatiku tak ingin lepas darimu.

Namun itu tidak ada artinya. Ternyata kau lebih memilih gadis-gadis lain yang tentunya lebih di matamu. Dibandingkan aku yang lemah ini, karena bisa kau miliki hanya dengan satu rasa iba. Itupun hanya sekali. Tidak lagi dan tidak pernah lagi. Dan aku tetap menjadi pendengar yang baik, yang selalu ada untukmu saat kau gundah, dengan segenap hatiku.

Orang menuding betapa bodohnya aku. Walau ada yang mengatakan, pelukan di hujan malam itu telah menunjukkan segalanya. Namun segalanya tetap kosong dimataku. Si otak pintar, Si tubuh semampai, Si wajah menawan tetap menjadi prioritasmu dan bukannya aku, Si pengagum dengan harapan kosong.

Tiga tahun aku telah mendampingimu, dan kini aku tetap disisimu. Sebagai sahabat terbaikmu, pendengar setiamu, penghibur kesedihanmu, apa yang bisa kuberikan padamu sebagai ungkapan rasa sayangku padamu. Sesuatu yang klise telah menjadi bagian dari kehidupanku. Aku tak harus memiliki semuanya. Tapi setidaknya kau memiliki semuanya. Karena kau sudah memiliki hatiku. Itu cukup adil bagiku.
9:31 PM 3/2/01
I'm crashed. Down to my last bit.
This might be the last time to conquer love.
Or just don't have it in anyway.
I DON'T NEED LOVE RIGHT NOW!
FUCK YOU AND GO TO HELL, YOU STUPID ASSHOLE!

Aku pernah melihatmu dan kupikir sesuatu telah datang padaku.
Walau apa yang kulihat belum kuyakini kebenarannya.
Namun sedikit sosokmu pernah memasuki benakku.
Dan aku masih belum yakin apakah ada yang tertinggal disini.
Namun aku masih dapat merasakan sisanya dan terlarut didalamnya.

Aku tak pernah mengatakannya begitu juga kau.
Yang ada hanyalah andai dan apakah.
Aku sendiri tak pernah berani untuk berbicara
atau bahkan untuk merasakannya.
Yang tinggal hanya takut kehilangan bila kata itu terucap,
takut akan dirimu takkan ada lagi untukku.
Walau tidak pernah dan tidak akan pernah.

Kutahu ini hanyalah simpati dan kekaguman.
Namun artinya besar untuk manusia yang mudah jatuh sepertiku.
Sedangkan yang kaulihat hanyalah jiwa seorang anak kecil yang tak berarti.
Dibandingkan dengan segala kebesaran yang kulihat darimu.

Apakah ada tempat untuk jiwa kecil ini di hati,
apakah ada jalan untuk jiwa ini tumbuh menjadi mekar di hati.
Ataukah selamanya akan tetap menjadi andai dan apakah.
Jawabannya tidak padamu, tapi dari hati ini apakah berani untuk mencobanya.
Untuk diri kita.

gamang
kosong
bolong
gantung
apa yang coba kuraih saat ini?
hanya sunyi yang tersisa...
dan kesunyian mengucapkan terima kasih atas kehadiranku disisinya.
apalah kesucian itu bila kau tuding, kau injak, kau ludahi kejujuran!
selamat! kau telah menjadi bagian masa laluku.